Dialektika Logika

Standard

 

referensi http://medialogika.org/syllogisme/dialektika-logika/?topicseen

Nomor : PST-KI/Log-029/6760
Edisi : 7 Nopember 2016
Judul : Dialektika Logika
Tujuan :
1)   Memahami pengertian Dialektika Logika
2)   Mengetahui gambaran umum Dialektika Logika
==================

Dialektika Logika adalah metode analisa syllogisme  terhadap suatu pendapat melalui  kegiatan tanya jawab dengan tujuan untuk menemukan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran baru atas pendapat tersebut.

Dialektika Logika ini pertama kali diperkenalkan oleh Sokrates pada 400 SM di Yunani.  Seseorang kawan Sokrates mendengar bisikan gaib yang mengatakan “tidak ada yang lebih bijaksana selain Sokrates”. Sokrates tidak percaya dengan bisikan gaib tersebut, karena merasa dirinya tidak bijaksana. Lalu dia berkeliling kota Ahtena dan mengajak orang-orang yang dianggap bijksana berbicara tentang filsafat untuk membuktikan bahwa bisikan gaib itu keliru dan manemukan seseorang yang lain yang bijaksana. Dalam berdialog dengan orang-orang bijaksana tersebut, Sokrates menggunakan dialektika logika. Sokrates meyakini bahwa kebenaran itu ada di dalam benak setiap orang. Sehingga orang-orang tidak perlu lagi diberi tahu tentang kebenaran itu. Mereka hanya perlu dibantu untuk mengeluarkan kebenaran itu dari dalam pikirannya, seperti seorang bidan yang bersungguh-sungguh membantu seorang ibu hamil yang hendak melahirkan anaknya. Ibunya Sokrates adalah seorang bidan, sehingga Sokrates tahu betul bagaimana susah payahnya seorang bidan dalam membantu seorang wanita melahirkan. Demikian pula Sokrates berupaya membantu orang-orang mengeluarkan kebenaran yang terdapat di dalam pikirannya masing-masing.

Prinsip utama dalam dialektika logika ini adalah menguraikan suatu pendapat ke dalam bentuk syllogism. Untuk dapat memperkatikan dialektika logika diperlukan pengetahuan tentang teori-teori ilmu logika, terutama bab syllogism. Ilmu logika menjadi alat untuk menguraikan suatu pendapat ke dalam syllogismenya, sehingga bagian-bagian yang tersembunyi dari pendapat tersebut terkemukakan.

Dialektika Logika dapat dimulai dari suatu pertentangan pendapat. Jika kita bertentangan pendapat dengan orang lain dalam bentuk Kontrari dan kontradiksi, maka mustahil keduanya benar. Pastilah salah satu salah. Jika pendapat yang bertentangan tadi merupakan Enthymem, maka kita akan dapat menguraikannya ke dalam bentuk Syllogisme untuk memeriksa adakah yang salah di dalam syllogismenya ? lebih jauh, bagaimana definisi term-temnya, sehingga nilai-nilai proposisinya ditetapkan sebagai bernilai “benar” atau “salah”.

Langkah pertama dalam mempraktikan dialektika logika adalah dengan menanyakan argumentasi atau alasan atas suatu pendapat orang lain. Jika pendapat tersebut merupakan Konklusi,  Ini berarti yang perlu ditemukan adalah premis minor dan mayor. Jika pendapat tadi merupakan premis minor, maka perlu ditemukan premis mayor dan konklusinya. Dapat dilihat pada topic Enthymem.

Langkah kedua, setelah menemukan seluruh unsure syllogismenya, lalu melakukan anaisa. Apakah syllogism tersebut sah atau tidak, konklusinya logis atau tidak, ditemukan kontradiksi-kontradiksi atau tidak, dan sebagainya.

Langkah ketiga, apabila ditemukan pelanggara terhadap hukum-hukum logika, maka pertanyaan-pertanyaan harus diajukan,contoh-contoh kasus diungkapkan, sehingga dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut si pemlik pendapat menyadari adanya kesalahan di dalam jalan pikirannya.

Dalam dialektika logika, kita sama sekali tidak boleh mencampuri pendapat orang lain, serta tidak mengajarkan suatu keyakinan apapun. Murni hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tujuannya untuk menguraikan syllogism pendapt tersebut, melakukan anailsa dan mendorong si pemilik pendapat ikut serta bersama kita melakukan analisa tersebut.